KEDIRI - Guru pembimbing SMP Negeri 1 Wates kepada siswa siswi dalam kegiatan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dengan cara memberikan pelatihan pengelolaan sampah organik menjadi pupuk kompos berlangsung di halaman belakang Sekolah, Selasa (1/8/2023).
Kegiatan ini dengan mengusung tema 'Gaya Hidup Berkelanjutan'. Dimana pelatihan ini dengan mengambil topik pengolahan sampah menjadi kompos.
Baca juga:
UB dan Densus 88 Deklarasi Anti Radikalisme
|
Menurut guru pembimbing kegiatan ini diawali dengan cara memilah dan mengumpulkan sampah sesuai jenis baik organik dan unorganik.
Dilanjutkan, mengumpulkan sampah dari daun kering, daun-daun kering diremas lalu dimasukkan di dalam karung sak. Karung sak yang berisi daun-daun kering dikumpulkan kembali ke TPA.
Sementara itu, Mashuri, S.Pd selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Wates menyampaikan, keberadaan daun kering merupakan salah satu sampah yang kita jumpai di halaman sekolah ketika musim kemarau tiba. Pemanfaatan daun kering di sekolah masih kurang sehingga tampak seperti sampah yang tidak berguna.
Ketika musim kemarau tiba, jumlah daun kering semakin banyak dan menjadi sampah jika tidak dimanfaatkan. Daun kering berasal dari pohon-pohon di sekitar lingkungan sekolah yang telah menguning.
"Salah satu pemanfaatan daun yang dijadikan pupuk kompos. Oleh karena itu, perlu adanya pemanfaatan daun kering menjadi pupuk kompos untuk tanaman, " ucapnya.
Lanjut Huri bahwa memanfaatkan daun kering dan daun menjadi pupuk kompos diberikan pelatihan kepada siswa siswi sekolah agar manfaat lebih ramah di lingkungan dibandingkan pupuk kimia.
"Pembuatan pupuk kompos menjadi terobosan pemanfaatan yang ramah lingkungan. Diharapkan pembuatan pupuk kompos dapat mewujudkan kebiasaan kepada anak-anak sejak dini untuk cinta lingkungan, "tutup Huri.